Taksonomi Tujuan Pendidikan dan Belajar Gerak
A.
TAKSONOMI TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan merupakan salah satu aspek penting
yang harus pahami benar-benar oleh pendidik. Namun pada dasarnya tujuan
pendidikan bukanlah hal yang sangat mudah apabilah dikaitkan dengan proses
pencapaiannya agar berjalan dengan baik dan benar.
Rumusan mengenai tujuan pendidikan bisa dibedakan di
dalam tingkatan-tingkatan. Tingkatan yang tertinggi dari rumusan tujuan
pendidikan adalah rumusan tentang tujuan pendidikan nasional. Di Indonesia
rumusan tujuan pendidikan nasional telah dituangkan di dalam Undang-undang Pendidikan
Nasional yaitu Undang-undang No. Tahun 1989. Untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional diperlukan adanya sistem pendidikan nasional. Adapun jalur pendidikan
yang bisa digunakan untuk mencapainya yaitu jalur pendidikan formal dan jalur
pendidikan non-formal. Jalur pendidikan formal adalah jalur pendidikan melalui
sistem persekolahan.
Sehubungan dengan masalah tujuan pendidikan
tersebut, ada konsep-konsep yang telah dikembangkan oleh para ahli. Salah satu
konsep yang dikembangkan adalah konsep taksonomi tujuan pendidikan (Taxonomy of Education Objective). Konsep
ini telah dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom bersama ahli-ahli lainnya.
Taksonomi tujuan pendidikan merupakan sistem
klasifikasi tujuan pendidikan yang didasarkan pada aspek-aspek fungsi yang
membentuk perilaku manusia. Sistem klasifikasi ini dikembangkan pertama kali
oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya. Bloom dan kawan-kawan
mengklasifikasikan tujuan pendidikan ke dalam 3 domain, yaitu :
1.
Domain Kognitif
(Cognitive domain)
2.
Domain Afektif (affective domain)
3.
Domain
psikomotor (psyhomotor domain)
Domain bisa
diterjemahkan menjadi kata ranah atau
kawasan, yang bisa berarti daerah
atau bagian tertentu.
Setiap domain mencakup
aspek-aspek kemampuan tertentu yang ada pada diri manusia, dimana setiap aspek
memerlukan perlakuan atau kondisi belajar yag berbeda-beda untuk
meningkatkannya. Domain kognitif mencakup aspek kemampuan yang berkenaan dengan
aktifitas berfikir, domain afektif mencakup aspek kemampuan yang berkenaan
dengan fungsi perasaan dan emosi. Sedangkan domain psikomotor mencakup aspek
kemampuan yang berkenaan dengan gerakan dan pengontrolan gerak tubuh.
Klasifikasi tujuan
pendidikan yang dibuat oleh Bloom dan kawan-kawannya tersebut, kemudian masih
berkembang lagi penjabarannya melalui ahli-ahli yang lain. Khususnya mengenai
domain psikomotor dikembangkan labih lanjut oleh ahli-ahli dalam pendidikan
jasmani. Dikalangan pendidikan jasmani kemudian tidak hanya dikenal 3 domain,
tetapi dikenal ada 4 domain. Keempat domain itu adalah 3 dari domain yang di
kemukakan oleh Bloom dan kawan-kawannya, ditambah 1 domain, yaitu domain fisik.
Domain fisik ini pada dasarnya merupakan pecahan dari domain psikomotor, yang
khususnya mencakup aspek kemampuan yang berkenaan dengan kepastian kerja fisik.
Bloom dan
kawan-kawannya yang merupakan kelompok penyusunan taksonomi tujuan pendidikan,
tidak memasukkan domain fisik sebagai salah satu domain tujuan pendidikan.
Karena Bloom dan kawan-kawannya beranggapan bahwa domain fisik merupakan bagian
yang dicakup dalam domain psikomotor. Pembahasan mengenai domain fisik
dimunculkan oleh ahli dibidang ini, domain fisik merupakan aspek penting yang
di tangani di dalamnya sehingga perlu untuk dipisahkan dari domain psikomotor.
Domain psikomotor cenderung pada aspek kemampuan gerak, sedangkan domain fisik
cenderung pada aspek kapasitas kemampuan fisik. Antara domain psikomotor dan
domain fisik hanya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Untuk
mengaktualisasikan kemampuan gerak diperlukan kemampuan fisik, dan untuk
mengaktualisasikan kemampuan fisik diperlukan gerakan tubuh. Mengenai domain
kemampuan fisik, ahli yang telah membuat klasifikasi diantaranya ialah Bouchard
dan kawan-kawannya. Karena pembahasannya lebih rinci, mereka mengklasifikasi
domain fisik menjadi 3 kategori yang masing-masing meliputi beberapa unsur
kemampuan diantaranya ialah sebagai berikut :
1.
Kualitas
organis, meliputi :
a)
Kapasitas
aerobik
b)
Kapasitas
anaerobik
2.
Kualitas otot,
meliputi :
a)
Kekuatan otot
b)
Kapasitas
aerobik otot lokal
c)
Kapasitas
anaerobik otot lokal
d)
Power
e)
Fleksibilitas
3.
Kualitas
persepsi kinetik, meliputi :
a)
Kecepatan reaksi
b)
Kecepatan gerak
c)
Koordinasi
syaraf otot
d)
Kepekaan kinetik
B.
Hakikat Belajar Gerak
1.
Belajar
istilah ‘belajar’ merupakan sesuatu yang telah biasa
didengar di dalam pembicaraan sehari-hari. Di dalam pembicaraan sehari-hari
istilah belajar selalu di kaitkan degan suatu kegiatan membaca atau mengerjakan
soal-soal misalnya soal berhitung atau matematika dan sebagainya. Belajar merupakan
sesuatu yang kompleks, yang menyangkut bukan hanya kegiatan berfikir untuk
mencari pengetahuan, melainkan juga menyangkut gerak tubuh dan emosi serta
perasaan. Seperti halnya Robert N. Gagne (1977) mengatakan bahwa aspek-aspek
kemampuan yang bisa ditingkatkan melalui belajar adalah meliputi :
1.
Keterampilan
intelektual
2.
Kemampuan
mengungkapkan informasi dalam bentuk verbal
3.
Strategi
berfikir
4.
Keterampilan
gerak
Dengan gambaran bahwa
aspek-aspek kemampuan yang bisa dikembangkan melalui kegiatan belajar meliputi
berbagai macam kemampuan tersebut, maka pengertian belajarpun menjadi luas.
2.
Pengertian belajar gerak
Pengertian tentang belajar gerak tidak terlepas dari
pengertian belajar pada umumnya. Belajar gerak merupakan sebagian dari belajar.
Di atas sudah disinggung bahwa belajar aktivitas emosi dan perasaan, serta
aktivitas gerak fisik. Belajar yang menekankan pada aktivitas berfikir bisa
disebut belajar kognitif. Belajar yang menekankan pada aktivitas emosi dan
perasaan bisa disebut afektif. Sedangkan belajar yang menekankan pada aktivitas
gerak tubuh disebut belajar gerak.
Di dalam belajar gerak, materi yang dipelajari
adalah pola-pola gerak keterampilan tubuh. Misalnya gerakan-gerakan dalam olahraga.
Proses belajarnya meliputi pengamatan
gerak untuk bisa megerti prinsip bentuk geraknya. Domain kemampuan yang paling
intensif keterlibatannya adalah domain fisik dan psikomotor, namun bukan
berarti domain kognitif dan domain afektif tidak terlibat. Domain kognitif dan
domain afektif tetap terlibat namu tidak merupakan unsur sentral di dalamnya.
Domain fisik dan domain psikomotor merupakan unsur
sentral di dalamnya gerak. Belajar gerak terjadi dalam bentuk atau melalui
respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan-gerakan bagian-bagian
tubuh secara sebagian-sebagian atau keseluruhan.
Mengenai pengertian belajar gerak dalam bentuk
defenisi antara lain telah dikemukakan oleh John N. Drowtzky (1975). Defenisi
yang dibuat adalah sebagai berikut
“belajar gerak adalah yang diwujudkan melalui
respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian
tubuh”
3.
Belajar Gerak dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang
tidak terlepas dari pendidikan secara menyeluruh. Seperti Charles A. Bucher
(1972) menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah bagian integral dari proses
pendidikan secara total, mental, emosional, dan sosial melalui aktivitas fisik.
Aktifitas fisik yang di pilih dan dilakukan di dalam
pendidikan jasmani secara seksama agar tujuannya bisa dipakai dengan baik.
Sebagai bagian dari pendidikan, pendidikan jasmani mempunyai tujuan tertentu
untuk mencapai sebagian dari tujuan pendidikan.
Reuben B. Froos (1975) telah mengemukakan secara
rinci mengaenai fungsi pendidikan jasmani yaitu sebagai berikut :
1.
Mengembangkan
keterampilan gerak, dan pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa seseorang
bergerak, serta pengetahuan tentang cara-cara gerakan dapat diorganisasi.
2.
Untuk belajar
menguasai pola-pola gerak keterampilan secara efektif melalui latihan, pertandingan,
tari dan renang.
3.
Memperkaya
pengertian tentang konsep ruang, waktu dan gaya dalam hubungannya dengan
gerakan tubuh.
Belajar gerak berperan
penting dalam fungsi-fungsi yang telah di sebutkan di atas, yaitu berkenaan
dengan peningkatan keterampilan gerak tubuh dalam kaitannya dengan konsep ruang
dan waktu.
TAMBAHAN
Setelah saya membaca dari berbagai sumber mengenai
Taksonomi Tujuan Pendidikan dan Belajar Gerak, saya kemudian mendapat sedikit
banyakya materi yang dapat menjadi tambahan dari rangkuman materi diatas.
Diantaranya sbb:
Taksonomi Tujuan
Pendidikan
a.
Pengertian taksonomi
Taksonomi berasal dari
bahasa Yunani “tassein” yang berarti untuk mengklasifikasi, dan “nomos” yang
berarti aturan. Suatu pengklasifikasian atau pengelompokan yang disusun
berdasarkan ciri-ciri tertentu. Klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau
prinsip yang mendasari klasifikasi. Klasifikasi bidang ilmu, kaidah, dan
prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek.
b.
Arti dan letak
taksonomi tujuan pendidikan
Sejak lahirnya
kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang kemudian disusul oleh
lahirnya kurikulum tahun 1975, telah mulai tertanam kesadaran para guru bahwa
tujuan pelajaran harus di rumuskan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung.
Jadi, tujuan pendidikan bukanlah sesuatu yang perlu di rahasiakan.
Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan
yaitu:
1)
Tujuan umum pendidikan
2)
Tujuan yang didasarkan
atas tingkah laku (taksonomi)
3)
Tujuan yang lebih jelas
yang dapat dirumuskan secara operasional
Komentar
Posting Komentar