OBJEK STUDY PSIKOLOGI OLAHRAGA

BAB II
PEMBAHASAN
1.    Pengertian Psikologi
Secara etimologis “Psikologi” berasal dari bahasa Yunani: Psyche dan logos. Psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Dalam bahasa arab psikologi disebut dengan “Ilmu an Nafsi”. Yang belakangan kemudian dikembangkan menjadi satu ilmu bernama “Nafsiologi”. Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan “Ilmu Jiwa”.
Secara terminologi (menurut istilah pengetahuannya) Psikologi adalah “Ilmu yang mempelajari tentang segala hal yang berhubungan dengan jiwa, hakekatnya, asal usulnya, proses bekerjanya dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Psikologi dapat diartikan pula dengan “Ilmu yang mempelajari tentang segala hal yang berhubungan dengan jiwa, hakekatnya, asal usulnya, proses bekerjanya dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Psikologi dapat diartikan pula dengan “Ilmu yang mempelajari prilaku manusia atau tingkah laku manusia”. Setelah Psikologi berkembang luas dan dituntut mempunyai ciri-ciri sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, maka “Jiwa” dipandang terlalu abstrak. Ilmu pengetahuan menghendaki objeknya bisa diamati, dan dicatat dan diukur. Dan ternyata perilaku dianggap lebih mudah diamati, dicatat dan diukur. Meskipun demikian, arti perilaku ini diperluas tidak hanya mencakup perilaku “kasat mata” seperti : makan, membunuh, menangis dan lain-lain, tetapi juga mencakup perilaku “tidak kasat mata” seperti : fantasi, motivasi, contoh (mengapa membunuh?), atau proses yang terjadi pada waktu seseorang tidak bergerak (tidur) dan lain-lain.
“Prilaku” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perilaku itu sendiri kasat mata, tetapi penyebabnya mungkin tidak dapat diamati langsung.
2. Prilaku mengenal berbagai tingkatan. Ada prilaku sederhana dan Stereotip seperti prilaku binatang satu sel, ada juga prilaku yang kompleks seperti dalam prilaku sosial manusia. Ada prilaku yang sederhana seperti refleks, tetapi ada juga yang melibatkan proses-proses mental-fisiologis yang lebih tinggi.
3. Prilaku bervariasi menurut jenis-jenis tertentu yang bisa diklasifikasikan. Salah satu klasifikasi yang umum dikenal adalah: Kognitif, afektif dan psikomotorik, masing-masing merujuk pada yang sifatnya rasional, emosional, dan gerakan-gerakan fisik dalam berprilaku.
4. Prilaku bisa disadari dan tidak disadari. Walau sebagian besar perilaku sehari-hari kita sadari, tetapi kadang-kadang kita ternyata pada diri sendiri mengapa kita berprilaku seperti itu.



2.    Pengertian Olahraga
Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang setelah olahraga. “Olahraga” datang dari bhs Perancis Kuno desport yang bermakna “kesenangan”, serta pengertian berbahasa Inggris tertua ditemukan seputar th. 1300 yakni “segala hal yang mengasyikkan serta menghibur untuk manusia”. Olahraga adalah satu diantara sumber utama dari hiburan karenanya ada pendukung olahraga yang umumnya terbagi dalam beberapa besar orang dan bisa disiarkan lebih luas lagi lewat tayangan olahraga.

Olahraga adalah kesibukan yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan seorang. Olahraga juga adalah satu diantara cara utama untuk mereduksi stress. Olahraga juga adalah satu tingkah laku aktif yang menggiatkan metabolisme serta memengaruhi manfaat kelenjar didalam badan untuk menghasilkan system kekebalan badan dalam usaha menjaga badan dari masalah penyakit dan stress. Oleh karenanya, benar-benar disarankan pada tiap-tiap orang untuk lakukan aktivitas olahraga dengan cara teratur serta tersetruktur dengan baik.
Manfaat olahraga bagi tubuh manusia dapat membantu melindungi dari penyakit seperti stroke, jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, osteoporosis, nyeri punggung, dan dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stress selain dari manfaat yang telah di sebutkan di atas, olahraga juga bisa membentuk otot- otot yang ada di dalam tubuh manusia baik yang menginginkan bentuk tubuh yang berotot juga bisa menjaga stamina tubuh agar selalu fit.

Agar manfaat yang dicapai lebih maksimal, para ahli merekomendasikan untuk melakukan 20 sampai 30 menit aktivitas aerobik tiga kali atau lebih dalam seminggu serta berbagai kegiatan olahraga lainnya untuk menguatkan otot dan peregangan setidaknya dua kali seminggu. Namun, jika tidak bisa melakukan kegiatan berolahraga setiap hari bisa menggantinya dengan melakukan kegiatan sehari-hari dengan mengumpulkan 30 menit atau lebih dengan melakukan kegiatan mengepel.

3.    Model Pendekatan Psikologi Olahraga
Untuk memahami gejala-gejala psikologik yang terjadi dalam olahraga dapat dilakukan beberapa pendekatan, mengingat situasi aktivitas olahraga bersifat unik yang menggiring guru, pelatih dan pembina olahraga menunjukan perilaku-perilaku khusus yang berbeda dengan perilaku individu yang tidak berolahraga. Dengan begitu perlu dilakukan pendekatan-pendekatan antara lain pendekatan individual, sosiologik-interaktif, multi dimensional dan pendekatan sistem.

1.    Pendekatan individual
Pendekatan individual adalah pendekatan dalam penerapan psikologi olahraga yang didasarkan pada pandangan dan fakta yang menunjukan bahwa setiap individu berbeda dari yang lainnya (individual differences). Setiap individu memiliki bakat, motif, sikap, emosi yang berbeda-beda. Demikian halnya dengan perilaku dalam olahraga, spektrum diferensiasi setiap individu dan beragamnya perbedaan tuntutan setiap cabang olahraga, misalnya dalam tuntutan kondisi fisik, keuletan, semangat kompetisi, tingkat konsentrasi, ketenangan dll kerap kali menuntut perilaku berolahraga seorang individu bersifat khusus. Untuk itu, guru, pelatih dan pembina olahraga dituntut mengenal sebaik-baiknya sifat-sifat kejiwaan siswa, atlet atau individu masyarakat yang melakukan aktivitas olahraga.

2.    Pendekatan Sosiologik-Interaktif
Pendekatan sosiologik-interaktif adalah sebuah pendekatan dalam penerapan psikologi olahraga yang didasarkan pada premis pokok tentang eksistensi manusia sebagai makhluk sosial. Eksistensi yang menghubungkan pribadinya dengan orang lain dan lingkungan sosial sekitarnya untuk berinteraksi satu sama lain, baik sesama siswa/atlet, siswa/atlet dengan guru/pelatih, siswa/atlet dengan lingkungannya, ataupun kelompok dengan kelompok lainnya berdasarkan faktor eksternal disekitarnya yang menstimulasinya.

3.    Pendekatan Multidimensional
Pendekatan multi dimensional merupakan pendekatan yang beranjak dari pandangan dan kenyataan bahwa penampilan olahraga terkait dan mengait dimensi yang lebi luas (ekstern) yaitu, dimensi sosial budaya, ekonomi, politik, dll. Sejumlah hasil penelitian di bidang sosiologi olahraga menuatkan pandangan bahwa ada hubungan timbal balik antara penampilan olahraga dengan dimensi sosial budaya, ekonomi, politik, dll. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan multi dimensional adalah pendekatan dalam penerapan psikologi olahraga yang didasarkan pada pandangan dan fakta bahwa aktivitas olahraga berhubungan dengan aspek sosial budaya, ekonomi, politik, antropologi, dll.

4.    Pendekatan sistem
Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan yang beranjak dari pandangan mengenai pentingnya potimalisasi dan maksimalisasi pemanfaatan semua komponen pembinaan olahraga, seperti dana, fasilitas, sarana prasarana, program pembinaan, lingkungan atau iklim pembinaan, organisasi pengelola, dll.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAKIKAT PSIKOLOGI OLAHRAGA TUJUAN DAN MANFAAT

LAPORAN OBSERVASI

Taksonomi Tujuan Pendidikan dan Belajar Gerak