PERANAN PRAMUKA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PEMUDA DI ERA MODERNISASI
PERANAN PRAMUKA DALAM MEMBENTUK
KARAKTER PEMUDA DI ERA MODERNISASI
Disusun Oleh :
IRMA NURJANNAH IDRIS
1531040104
PJKR.B
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
KATA
PENANTAR
Dengan mengucapkan syukur
alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat, karunia dan pertolongan-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penyusuana makalah yang berjudul “Peranan Pramuka Dalam Membentuk Karakter
Pemuda Di Era Modernisasi” tepat pada waktunya. Tujuan pembuatan makalah
ini guna untuk memenuhi salah satu tugas akhir pada mata kuliah “Kepemudaan dan Kepramukaan” , pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang hati demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas pada
umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri. Terima kasih
Makassar, 18 November 2107
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ........................................................................................................
i
Daftar isi .................................................................................................................
ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar
belakang masalah
............................................................................. 1
B. Rumusan
masalah .....................................................................................
2
C. Tujuan .......................................................................................................
2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Pemuda
dan Modernisasi......................................................... 3
B. Dampa
Negatif Modernisasi Terhadap Sikap Pemuda.............................. 5
C. Peranan
Pramuka Di Era Modernisasi.......................................................
6
D. Pembinaan
Pemuda dalam Gerakan Pramuka .......................................... 8
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
.............................................................................................12
Daftar pustaka
.......................................................................................................13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Salah
satu tujuan bernegara yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar RI
Thun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan. Pedidikan
kepramukaan merupakan salah satu pendidikan nonformal yang menjadi wadah
pengembangan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan
kecakapan hidup untuk melahirkan kader penerus perjuangan bangsa dan negara. Di
samping itu, pendidikan kepramukaan yang diselenggarakan oleh organisasi
Gerakan Pramuka merupakan wadah pemenuhan hak warga negara untuk berserikat dan
mendapatkan pendidikan sebagaimana tercantum dalam pasal 28, pasal 28 C, dan
pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Perkembangan
Gerakan Pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu kurang
dirasakan penting oleh kaum muda. Akibatnya pewarisan nilai-nilai yang
terkandung falsafah pancasila dalam pembentukan pembentukan kepribadian kaum
muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal. Pada waktu
yang bersamaan dalam tatanan dunia global bangsa dan negara membutuhkan kaum
muda yang memiliki rasa cinta tanah air, kepribadian yang kuat dan tangguh,
rasa kesetiakawanan, kejujuran, sikap toleransi, kemampuan bekerja sama, rasa
tanggung jawab serta kedisiplinan untuk membela dan membangun bangsa.
Dengan
menyadari permasalahan tersebut, pada peringan HUT Gerakan Pramuka 14 Agustus
2006 dicanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka. Momentum Revitalisasi Gerakan
Pramuka tersebut dirasakan
sangat penting dalam
upaya pembangunan kepribadian bangsa yang sangat diperlukan dalam menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntuan perubahan zaman.
Dengan
ini pemakalah mencoba untuk menguraikan bagaimana peranan pramuka dalam
membentuk karakter pemuda di era modernisasi sekarang ini.
B. Rumusan
Masalah
1)
Apakah pengertian dari Pemuda dan Modernisasi ?
2)
Apa dampak negatif dari modernisasi terhadap sikap
pemuda ?
3)
Apa peranan pramuka di era modernisasi ?
4)
Bagaimanan cara pembinaan pemuda dalam gerakan pramuka
?
C. Tujuan Penulisan
1)
Untuk memahami pengertian Pemuda dan Modernisasi.
2)
Untuk mengetahui dampak negatif dari modernisasi
terhadap sikap pemuda.
3)
Untuk mengetahui peranan pramuka di era modernisasi.
4)
Untuk mengetahui cara pembiniaan pemuda dalam gerakan
pramuka.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pemuda dan Modernisasi
Pemuda adalah individu
yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis
sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya
manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi
penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional, WHO
menyebut sebagai” young people” dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19
tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang
diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai
kelompok pemuda.
Dalam defenisi lain,
pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan
optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi
masa perubahan sosial maupun kultural. Pemuda juga merupakan
suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam harapan, terutama dari
generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai
generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi
yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.
Sedangkan menurut draft RUU kepemudaan, Pemuda
adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia
maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh
karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi
masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini
disebut dengan semangat pembaharu. Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal
dengan sebutan generasi muda dan kaum muda.
Di dalam
masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang
strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi
pembangunan bangsanya.
Sedangkan istilah Modernisasi
menurut Wilbert E Moore adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang
tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial kearah
pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri Negara barat yang stabil.
Pendapat lain, J W School
mengungkapkan bahwa Modernisasi adalah suatu transformasi, suatu perubahan
masyarakat dalam segala aspek-aspeknya.
Berdasar
pada dua pendapat diatas, secara sederhana modernisasi dapat diartikan sebagai
perubahann masyarakat dari masyaraat tradisional ke masyarakat modern dalam
seluruh aspeknya.
Diungkapkan pula Modernisasi
merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus berkembang sekarang ini. Tingkat teknologi dalam membangun modernisasi
betul-betul dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, dari
kota metropolitan sampai
ke desa-desa
terpencil.
Negara Indonesia sekarang
ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern, Indonesia sendiri sudah
mampu menciptakan alat-alat teknologi yang praktis dan efisien seperti layaknya
yang ada di kehidupan sehari – hari seperti Televisi, telepon genggam, komputer,
laptop, dan lainnya, sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang digunakan
pun memiliki kajian – kajian penting dalam proses kemajuan dan perkembangan
teknologi yang membuat Indonesia lebih modern. Karena sumber daya inilah
pihak Indonesia bekerja sama dengan Negara lain dan saling melengkapi kebutuhan
antara satu dengan Negara lainnya. Sehingga menciptakan kemajuan yang ada pada
Indonesia dari sisi modernisasi maupun teknologinya. Indonesia sedang berada
dalam masa-masa transisi dan penyesuaian di mana modernisasi dan globalisasi kian
kuat masuk secara bertahap ke dalam Indonesia. Bukan hanya itu modernisasi juga
sangat terpengaruh dengan majunya teknologi – teknologi yang ada pada Negara
Indonesia sendiri.
B. Dampak Negatif
Modernisasi terhadap Sikap Pemuda
Terdapat banyak sisi negatif dalam
diri pemuda di Indonesia yang ditimbulkan oleh modernisasi tersebut, antara
lain sebagai berikut :
1.
Pola Hidup Konsumtif : Perkembangan
teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan
barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik
untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan
kebutuhan masing – masing.
2.
Sikap Individualistik : Masyarakat
merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi
membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai
makhluk sosial.
3.
Gaya Hidup Kebarat-baratan : Tidak semua
budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai
menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan
bebas remaja, dan lain-lain.
4.
Kesenjangan Sosial : Apabila dalam suatu
komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus
modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara
individu dengan individu lainnya. Dengan kata lain individu yang dapat terus
mengikuti perkembangan jaman memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu
yang tidak dapat mengikuti suatu proses modernisasi tersebut. Hal ini dapat
menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan lainnya, yang bisa
disangkutkan sebagai sikap individualistik.
5.
Kriminalitas : Kriminalitas sering
terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, sikap yang
individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang
konsumtif.
C. Peranan Pramuka di Era Modernisasi
Remaja sekarang banyak yang
melupakan idiologi bangsa sendiri. Banyak remaja sekarang yang lebih
mengutamakan kesenangan semata. Ini dapat kita lihat bahwa banyaknya remaja
yang terjerumus kedalam pergaulan bebas, seperti hal nya banyak yang
menggunakan drug, banyak yang mengikuti geng motor,
melakukan seks bebas. Dengan demikian pramuka sangat penting di era modern ini.
Pramuka dalam era modern ini sangat
penting. Terutama dalam mengembangkan sifat patriotisme dan nasionalisme di
kalangan remaja sekarang. Dimana didalam organisasi tersebut bisa menumbuhkan
rasa kebersamaan antar anggota. Peran pramuka di masa sekarang juga bisa
menyalurkan bakat yang dimiliki oleh para anggotanya.
Pramuka juga dapat membentuk
karakter pribadi seseorang. Seperti misalnya dapat membentuk sifat kedislipinan
dalam setiap diri anggotanya. Tujuan dari pramuka tersebut sendiri
adalah mendidik dan membina remaja untuk mengembangkan mental, moral,
spiritual, intelektual para remaja untuk menjadi pemuda yang baik dan berguna.
Menurut Azrul Azwar (Ketua Kwartir
Nasional) dalam dialognya, kegiatan pramuka berperan penting dalam pembangunan generasi
muda diantaranya melalui pendidikan karakter, semangat kebangsaan serta
meningkatkan keahlian atau skill serta menumbuhkan rasa nasionalisme.
“Gerakan pramuka itu ada 3 sebenarnya, yang pertama yaitu :
pembentukan karakter, itu akan terlihat nanti dari watak kepribadian akhlah
mulia, jadi anak-anak kita ajak mandiri, jujur, bertanggungjawab, dan kita ajak
sopan santun. Yang kedua adalah kita menanamkan semangat kebangsaan, bela
negara itu yang diajarkan dalam gerakan pramuka. Kalau kita baca darma yang
kedua cinta tanah air dan kasih sayang sesama manusia. Cinta tanah air itu yang
diartikan adalah rasa kebangsaan, cinta bangsa bela Negara. Yang ketiga nanti
tujuan kita adalah untuk meningkatkan keahlian pada anak-anak, ketrampilan itu
bisa ketrampilan standar pramuka tali – temali, smapur atau ketrampilan dalam
rangka menungjang hidup life skill”.ungkapnya.
Azrul Azwar
mengatakan, kecerdasan bukan hanya terletak pada penguasaan ilmu pengetahuan
semata, namun juga harus ditopang oleh jasmani yang kuat, keterampilan dan juga
moral, yang semua itu dapat diperoleh melalui kegiatan pramuka.
Selanjutnya Gerakan Pramuka
didirikan sebagai wadah pembinaan generasi muda yang bertujuan kearah
pembentukan dan peningkatan kualitas manusia, berkepribadian, cerdas serta
bertanggungjawab pada kelangusungan pembangunan bangsa. Pengkondisian ini
termasuk dalam anggaran Gerakan Pramuka seperti berikut ”.
”Gerakan
Pramuka mendidik dan membina anak-anak dan pemuda Indonesia dengan tujuan
agar mereka menjadi :
·
Manusia berkepribadian, berwatak luhur yang kuat mental,
tinggi, moral, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tinggi
kecerdasan mutu ketrampilannya. Kuat dan sehat jasmaninya.
·
Warga negara Republik
Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada negara kesatuan
Republik Indonesia, serta menjadi anggota mayarakat yang baik dan berguna, yang
dapat membangun dirinya sendiri, serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa dan negara.”
Kandungan makna kata-kata kewajiban terhadap
Tuhan, mengamalkan Pancasila, membangun masyarakat. Merupakan pengewejantaham
paduan nilai religius dan nasionalisme (kebangsaan), yang merefleksikan harapan
pada kehidupan layak, dunia dan akhirat dari keseimbangan prilakunya yang
produktif dan positif.
Dalam konteks ini terjadinya proses pembentukan
karakter yang berorientasi kepada kepentingan bangsa dan negara serta
kemaslahatan ummat, menyingkirkan seluas-luasnya kepentingan pribadi dan
golongan.
Ditengah kegalauan, kebrutalan, tauran pelajar,
mahasiwa, serangan terorisme, narkoba, kriminal, korupsi tiada kata henti
tertayang dengan pelakunya diawal difigurkan justru menjadi umpatan, vulgarisme
sexual menjadi tontonan yang menggiurkan, penyalahgunaan dan wewenang serta
penyimpangan prilaku lainnya, Menjadi hiasan media elektronik dan cetak dan
buah bibir masyarakat, seakan bunda pertiwi ini dirundung malang, dan mestapa
yang tiada akhir dalam kata gerah : Kerinduan kenyamanan ” tak kunjung datang.
Lalu gonjang ganjing reformasi mandeg, reformasi tak selancar lidah
menyebutnya, Semua orang lalu seakan membalik sejarah reformasi menjadi
biangnya, menjadi ajang politik, dibedah dan ditelusuri, mencari pengakuan
kebenaran atas kesalahan dan kealpaan kembali kepada Ruhnya Pancasila yang
selama ini dibenamkan sebagai suatu simbolsiasi belaka Adalah solusi yang
terbaik untuk menyelamatkan bangsa dari dekadensi kebiadaban moral yang kini
luntur hampir disemua lini unsur dan strata komunitas masyarakat. Bahkan ada
tudingan karena dilenyapkannya mata pelajaran budi perkerti disekolah. Gerakan
Pramuka dengan pola pendidikannya tidak pernah ikut latah, apalagi demonstratif
dan atraktif. Tanpa ribut-ribut tetap eksis, pembentukan karakter bangsa yang
bermartabat dan bermoral secara terstruktur dan sistimatis apa yang digaungkan
oleh banyak kalangan realitanya konsep tersebut dilakukan oleh Gerakan Pramuka.
D. Pembinaan Pemuda dalam Gerakan
Pramuka
Diawali dalam proses pemilahan
tumbuh kembang manusia dilakukan secara dini berjenjang dan berkesinambungan,
mulai dari golongan siaga usia 6 – 10 tahun, golongan penggalang 11-15
tahun, golongan penegak 16- 21 tahun serta pandega dan racana 21 – 25 tahun.
Metode pendidikan kepramukaan diaplikasikan dalam makna ” Belajar mengajar yang
interaktif dan progresif, dengan muatannya yang dilaksanakan dialam terbuka,
dalam permainan yang mengandung pendidikan, menarik dan menantang, dalam
kelompok satuan terpisah bersipat kompetetif dengan menerapkan sisitem tanda
kecakapan.
Tahapan kematangan kemampuan sesuai
dengan perkembangan dan pertumbuhan jasmani kearah keterampilan yang
profesional dicapai dan ditempuh melalui syarat-syarat tanda kecakapan (TKU)
umum dan syarat-syarat kecakapan khusus (SKK) dengan refleksi melalui
tanda-tanda kecakapan khusus (TKK) dibidang soial budaya agama dan teknologi
Bagi peserta didik yang setara usia
pemuda dan remaja (penegak, pandega, racana) menjurus pada kajian dan
pendalaman yang diarahkan kepada pengembangan minat, potensi dan bakat yang
dimiliki melalui satuan karya (Saka). Seperti pengembangan minat bidang
kelautan/maritim (Saka Bahari), bidang pertanaman dan pertanian (Saka Taruna
Bumi), Bidang penerbangan/Udara (Saka Dirgantara), Bidang kehutanan (Saka
Wana Bakti), Bidang Kamtibmas (Saka Bayangkara), Bidang Kesehatan (Saka Bakti
Husada), Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana (Saka Kencana) serta
bidang Hankam (Saka Wira Kartika).
Proses pembelajaran dan
pembinaannya diarahkan dengan metode belajar sambil mengerjakan. (learning by
doing), belajar sambil mengajar (learning by teaching), belajar sambil
mendapatkan penghasilan (doing to earn), hidup untuk berbakti dan mengabdi
(living to serve), usaha menghasilkan untuk kebutuhan hidup (earning to live).
Orientasi prilaku yang diharapkan merupakan ajang penggodokan wadah/kawah
candradimuka dalam enam unsur ketrampilan (personal skill) meliputi;
1)
Keterampilan Spritual, adalah
implementansi dari penempatan diri selaku hamba yang bertuhan, kepada perbuatan
yang dilandasi norma religius. Sebagai mahluk ciptaan Tuhan dalam pengimbangan
pemahaman hak dan kewajiban sesuai dengan agama dan kepercayaan pemeluknya.
Serta merefleksikan kehidupannya sebaga warga negara dengan idiologi Pancasila,
dan sebagai anggota dengan Satya dan Darma Pramuka.
2)
Keterampilan Emosional, adalah
keterampilan yang senantiasa dimiliki oleh anggota dalam pengendalian emosi
menjadi sikap mentalitas yang berimbang, sehingga menjadi konsekwen yang
terukur saat berbenturan dengan masalah tanpa kehilangan jati diri. Sebagai
seorang mahluk yang bersikap arif dan bijak pada nilai-nilai kemanusiaan ketika
mengambil suatu tindakan mengedepankan moralitas dan peradaban manusia lainnya.
3)
Keterampilan Manajerial (Managerial
Skill). Dengan keterampilan manajerial diharapkan pengelolaan kwartir dalam
keorganisasian menjadi inti persoalan, dalam menganalisa visi dan misi
mengaktualisaikan sikap-sikap kepemimpinan bagi seorang pengambil
keputusan/kebijakan yang sukses menerapkan prinsip-prinsip manajemen.
4)
Keterampilan fisik, keterampilan ini
menjadi posisi yang amat penting dalam sentuhann kebugaran yang prima menjadi
kata kunci dalam penyelenggaraan pendidikan, tanpa fisik yang prima
kesempurnaan dalam menjalankan pengajaran menjadi halangan. Khususnya muatan
yang menuntut kebugaran, seperti halnya dalam alam terbuka, penjelajahan, olah
raga dan yang lannya. Dengan fisik yang kuat menjadi dukungan yang signifikan
dalam mencapai kesuksesan menterjemahkan muatan materi
5)
Keterampilan mengenai alam,
Keterampilan mengenai alam merupakan implikasi logis.dalam menjawab tantangan penempatan
pengetahuan dalam membaca tanda-tanda alam yang dapat dikenali.Memahami hakekat
alam bagi peruntukkan hajat manusia, ekosistem fungsi alam, menjadi inspirasi
dalam mengkondisikan diri pada suatu tindakan yang akurat bila tanda-tanda itu muncul
dapat menjadi malapetaka.Namun dapat
teratasi ketika penyelenggaraan suatu aktifitas.seperti pengenalan dengan
kehadiran binatang, burung-burung laut yang berterbangan menuju daratan sebagai
pertanda akan datangnya cuaca buruk. Begitu juga sebaliknya jika matahari
terbit dengan pantulan sinar warna kemerahan yang terang mempunyai makna
sebagai pertanda cuaca baik. Selain mensyukuri nikmat keindahan alam dengan
segala isinya sebagai ciptahan Tuhan. Dengan demikan dapat mengantisipasi tanda
alam itu, seperti sedia payung sebelum hujan, dapat disikapi adanya semut
beriring yang tergesa-gesa masuk kedalam lubang atau sangakarnya sebagai
pertanda akan datanganya hujan.
6)
Keterampilan Sosial, yaitu Keterampilan
yang harus dimiliki setiap anggota pramuka mengakar pada pembentukan kepedulian
sosial (socius/ berkawan), sebagai suatu proses jalinan interaksi mahluk soial
manusia dengan lngkungan hidupnya (human relation). Ketika menjawab
persoalan-persoalan hidup manusia yang tak luput dari ketergantungan dan saling
membutuhkan, menghargai, membagi kasih, wujud dari kodrat tolong menolong pada
konteks, meringankan beban orang lain.
Interaksi sosial ini diaplikasikan dalam
proses terjadinya bencana alam dengan penyediaan dapur umum, pertolongan gawat
darurat pada korban, kemah bakti, pelestarian alam/. Penghiajauan Wira Karya/
pembuatan fasilitas jalan, pembuatan jamban keluarga dan lain lagi. Dengan
memaknai dinamika interaksi sosial yang langsung dilihat dan dialami, baik
sebagai infidvidu maupun sebagai mahluk sosial akan melestari sebagai karakter
peduli sesama manusia.
Pembinaan
yang menyerasikan antara perbuatan dan kata (moral), antara ketinggian
ketajaman akal antara perbuatan tanggungjawab bagi diri sendiri dan bagi
negara, menyeimbangkan antara kebutuhan jasmani dan batiniah termasuk dalam
kode kehormatan yang disebut dengan Tri satya :
“Demi
kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh, menjalankan kewajibanku
terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila,
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, menepati Dasa
Darma.”
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Melalui
jenjang pembinaan Gerakan Pramuka yang berkesinambungan dan berkelanjutan menjadikan
anggotanya sebagai warga negera, tidak pesimis menghadapi tantangan zaman
(reformasi yang keluar dari peruntukkan yang dicanangkan). Sebab
menghadapi dinamika kehidupan yang modern adalah sebagai suatu tantangan
bukan hambatan, bahkan memberikan suatu peluang dan motivasi
kereatifitas, akomodatif, aspiratif, agitatif tetapi tidak demonstratif dan
vulgar dalam bertindak, ditandai produktifitas aktivitas yang berorientasi pada
kemaslahatan orang banyak, akhirnya pemuda menjadi pelopor bukan pengekor.
Dengan
demikian melalui pendidikan karakter bangsa dengan pola Gerakan Pramuka
akan muncul manusia Indonesia pada wawasan peningkatan pengetahuan (Kognetif),
rasa kepedalaman kepedulian (afektif) dan sikap kepemimpinan yang arif dan
bijaksana (Behavioral psikomotorik). Dan Gerakan Pramuka sudah melakukannya,
pencitraan kepemimpinan dimasa datang, tanpa harus digembar gemborkan dan
menepuk dada mengharap balas jasa dan kalung bunga.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar